Rabu, 17 Mei 2017

Manfaat ISO 14000 dan Peran ISO dalam Standarisasi di Bidang Pertanian


Assalamualaikum Wr. Wb, pada kesempatan yang baik ini saya akan memposting mengenai ISO 14000 dan perannya dalam standarisasi pengelolaan pertanian yang ramah lingkungan. So, let’s get started…
Perkembangan industri akhir-akhir ini sangat pesat, hal ini didukung dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang industri. Dengan adanya perkembangan di dunia industri, maka akan menimbulkan persaingan yang ketat di antara pihak industri yang besar maupun kecil. Akan tetapi perusahaan-perusahaan tersebut tidak menyadari dampak yang akan ditimbulkan akibat aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan seperti populasi, keracunan, kebisingan, hingga perusakan lingkungan. Sehingga perusahaan harus memperhatikan sistem manajemen lingkungannya agar menghasilkan produk yang nantinya aman  dan ramah lingkungan.
Sistem manajemen lingkungan merupakan bagian integral dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang terdiri satu set pengaturan-pengaturan secara sistematis yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses, serta sumberdaya dalam upaya mewujudkan kebijakan lingkungan yang telah digariskan oleh perusahaan. Oleh karena itu perusahaan yang akan didirikan harus melakukan analisis dampak lingkungan. Hal ini mendorong organisasi Internasional di bidang standarisasi yaitu  ISO (Internasional Organization for Standardizatian ) mendirikan SAGE (Strategic Advisory Group on Environment) yang bertugas meneliti kemungkinan untuk mengembangkan sistem standar di bidang lingkungan. SAGE memberikan rekomendasi kepada ISO untuk membentuk panitia teknik (TC) yang akan mengembangkan standar yang berhubungan dengan manajemen lingkungan. Pada tahun 1993, ISO membentuk panitia teknik TC 207 untuk merumuskan sistem standarisasi dalam bidang lingkungan. Hasil kerja panitia TC 207 kemudian dikenal sebagai standar ISO seri 14000 (Lee Kuhre, 1996). Dalam menjalani tugasnya ISO/TC 207 dibagi dalam enam sub komite (SC) dan satu kelompok kerja (WG) yaitu :
a.       Sub-komite 1, SC-1 : Sistem Manajemen Lingkungan (SML)
b.      Sub-komite 2, SC-2 : Audit Lingkungan (AL)
c.       Sub-komite 3, SC-3 : Pelabelan Lingkungan (Ekolabel)
d.      Sub-komite 4, SC-4 : Evaluasi Kinerja Lingkungan
e.       Sub-komite 5, SC-5 : Analisis Daur Hidup
f.       Sub-komite 6, SC-6 : Istilah dan Definisi
g.      Kelompok Kerja 1, WG-1 : Aspek lingkungan dalam Standar Produk
            ISO atau International Organization For Standartization yang berkedudukan di Jawena Swiss adalah badan federasi internasional dari badan-badan standarisasi yang ada di 90 negara. Persetujuan internasional yng telah disepakati bersama merupakan hasil utama dari badan internasional ini. ISO (Internasional Organization For Standartization) adalah organisasi non-pemerintah dan bukan merupakan bagian dari PBB atau WTO (World Trade Organization) walaupun standar-standar yang dihasilkan merupakan rujukan bagi kedua organisasi tersebut. Anggota ISO, terdiri dari 110 negara, tidak terdiri dari delegasi pemerintah tetapi tersusun dari institusi standarisasi nasional sebanyak satu wakil organisasi untuk setiap negara.
            ISO 14000 adalah standar sistem pengelolaan lingkungan yang dapat diterapkan pada bisnis apapun, terlepas dari ukuran lokasi atau pendapatan. Tujuan dari standar adalah untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh bisnis dan untuk mengurangi polusi dan limbah yang dihasilkan oleh bisnis. Pada akhir tahun 1996, panitia teknik TC 207 telah menerbitakan lima standar, yaitu:
1.      ISO 14001 (Sitem Manajemen Lingkungan-Spesifikasi dengan Panduan untuk Penggunaan).
2.      ISO  14004 ( Sistem Manajemen Lingkungan – Pedoman  umum atas Prinsip-prinsip, sistem dan teknik pendukungnya).
3.      ISO 14010 (Pedoman Umum Audit Lingkungan-Prinsip-prinsip  Umum Audit Lingkungan)
4.      ISO 14011 (Pedoman Untuk Audit Lingkungan-Prosedur  Audit  Lingkungan-Audit Sistem Manajemen Lingkungan).
5.      ISO 14012 (Pedoman untuk  Audit  Lingkungan – Kriteria  Persyaratan  untuk menjadi Auditor Lingkungan).
Tujuan utama dari serangkaian norma-norma ISO 14000 adalah untuk mempromosikan pengelolaan lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam organisasi dan untuk menyediakan tools yang berguna dan bermanfaat, misalnya penggunaan biaya yang efektif, sistem-based, fleksibel dan sehingga mencerminkan organisasi yang baik. ISO 14000 menawarkan guidance untuk memperkenalkan dan mengadopsi sistem manajemen lingkungan berdasarkan pada praktek-praktek terbaik, hamper sama di ISO 9000 pada sistem menejemen mutu yang sekarang diterapkan secara luas. ISO 14000 ada untuk membantu organisasi meminimalkan bagaimana operasi mereka berdampak negative pada lingkungan. Struktur ini mirip dengan ISO 9000 manajemen mutu dan keduanya dapat diimplementasikan berdampingan. Agar suatu organisasi dapat dianugerahi sertifikat ISO 14001 mereka harus diaudit secara eksternal oleh badan audit yang telah terakreditasi. Badan sertifikasi harus diakreditasi oleh ANSI-ASQ. Badan Akreditasi Nasional di Amerika Serikat atau Badan Akreditasi Nasional di Irlandia.
Indonesia sendiri telah menerapkan standar ISO dari tahun 1993. Hal ini terus dikembangkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan Kelompok Kerja Nasional ISO 14000. Berbagai program seminar dan penelitian mengenai ISO 14000 terus dikembangkan di Indonesia. Pada tahun 1996-1998 serangkaian seminer, lokakarya, penelitian dan proyek percontohan Sistem Manajemen Lingkungan telah diprakarsai oleh Kementerian Lingkungan Hiduo, bekerjasama dengan BSN dan berbagai pihak. Rangkaian kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menjadi investasi awal bagi penerapan ISO 14001 di Indonesia dalam menumbuhkan sisi “demand” maupun “supply” menuju mekanisme pasar yang wajar.
Pada dasarnya ISO 14000 adalah standar manajemen lingkungan yang sifatnya sukarela tetapi konsumen menuntut produsen untuk melaksanakan program sertifikasi tersebut. Pelaksanaan program sertifikasi ISO 14000 dapat dikatakan sebagai tindakan proaktif dari produsen yang dapat mengangkat citra perusahaan dan memperoleh kepercayaan dari konsumen. Dengan demikian maka pelaksanaan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) berdasarkan Standar ISO Seri 14000 bukan merupakan beban tetapi justru merupakan kebutuhan bagi produsen (1996)
Nah, tujuan menyeluruh dari penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001 yaitu sebagai standar Internasional yaitu untuk mendukung perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran yang seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi. Manajemen lingkungan mencakup suatu rentang isu yang lengkap meliputi hal-hal yang bekaitan dengan strategi dan kompetisi. Peragaan penerapan untuk menjamin pihak yang berkepentingan bahwa SML yang sesuai telah tersedia.sedangkan tujuan utama dari sertifikasi ISO 14001 adalah untuk menjaga kelangsungan hidup tumbuhan dan binatang dalam kondisi terbaik yang paling memungkinkan. Pengelolaan lingkungan dalam sertifikasi ISO mungkin hanya merupakan satu langkah kecil, namun demikian proses ini akan berkembang dan meningkat sejalan dengan bertambahnya pengalaman, penciptaan, pencatatan, dan pemeliharaan dari sistem yang diperlukan untuk sertifikasi yang diharapkan dapat membantu kondisi lingkungan (Pramudya, 2001) Dampak positif terbesar terhadap lingkungan kiranya adalah pengurangan limbah berbahaya. Sertifikasi ISO mensyaratkan program-program yang akan menurunkan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya dan limbah berbahaya.

Nah, manfaat dan  implikasi penerapan SML Standar ISO Seri 14000 sangatlah banyak.  Adapun manfaat utama dari program sertifikasi ISO 14000 antara lain (Kuhre, 1995) :
a.       Dapat mengidentifikasi, memperkirakan daan mengatasi resiko lingkungan yang mungkin timbul.
b.      Dapat  menekan biaya produksi dapat mengurangi kecelakaan kerja dapat memelihara  hubungan baik dengan masyarakat, Pemerintah dan pihak-pihak yang peduli terhadap lingkungan.
c.       Memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak manajemen  puncak terhadap lingkungan.
d.      Dapat  mengangkat  citra  perusahaan,  meningkatkan  kepercayaan  konsumen  dan memperbesar pangsa pasar.
e.       Menunjukkan ketaatan perusahaan  terhadap  Peraturan  Perundang - undangan yang berkaitan dengan lingkungan.
f.       Mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank.
g.      Dapat meningkatkan motivasi para pekerja.

iso14001.jpg
Dalam sistem dan  usaha agribisnis, perlindungan merupakan bagian penting, baik di on farm maupun off farm. Perlindungan tanaman berperan dalam menjaga kuantitas, kualitas dan kontiunitas hasil atau produksi. Kegiatan perlindungan tanaman erat kaitannya tidak hanya dengan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tetapi juga dengan gangguan non-OPT seperti anomali iklim (kebanjiran, kekeringan, kebakaran) dan gangguan usaha berupa penjarahan produksi dan lahan, yang semuanya dapat mempengaruhi penurunan produksi baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu perlindungan tanaman menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam setiap usaha budidaya tanaman.
Saat  ini telah terjadi perubahan nilai pada konsumen yang mempengaruhi perilaku dalam membeli suatu produk agribisnis. Meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya kaitan kesehatan dan kebugaran dengan konsumsi makanan, telah meningkatkan tuntutan konsumen akan kandungan nutrisi dari produk-produk yang sehat, aman, dan menunjang kebugaran. Disamping itu meningkatnya kesadaran akan lingkungan hidup, telah mendorong masuknya aspek kelestarian lingkungan dan pentingnya faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam pengambilan keputusan ekonomi. Penilaian masyarakat terhadap aspek keselamatan, kesehatan, dan lingkungan dinilai pada keseluruhan proses produksi sampai pemasaran yang dikenal dengan pendekatan Sistem Mutu dan Keamanan Pangan termasuk di dalamnya Sistem Manajemen ISO 9000 tentang Manajemen Mutu, ISO 14000 tentang Manajemen Lingkungan dan sistem Manajemen Keamanan Pangan yang dikenal dengan Sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Produk pertanian yang dalam proses produksinya tidak ramah lingkungan berarti tidak mengindahkan keselamatan dan kesehatan kerja serta hak-hak asasi manusia akan ditolak atau tidak diterima oleh pasar/konsumen.
Berbagai klaim terhadap produk ekspor pertanian Indonesia telah menimbulkan kerugian yang cukup besar. Sebagai contoh yaitu ditolaknya ekspor produk paprika ke Singapura karena alasan residu pestisida dan ke Taiwan karena alasan adanya lalat buah yang ada di Indonesia namun belum ada di Taiwan. Disamping itu banyak klaim  dan penolakan produk ekspor pertanian Indonesia akibat tidak memenuhi persyaratan Sanitary and Phytosanitary (PSP) terutama karena adanya serangga jamur dan kotoran serta residu pestisida.
Nah, disini peran ISO 14000 di bidang pertanian yaitu untuk melakukan perlindungan terhadap kualitas produk serta menjaga kelestarian lingkungan dengan cara penerapan sistem serta teknologi yang benar sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan. Sehingga, diharapkan akan tercapai sasaran perlindungan hasil serta sarana pertanian yang efisien dan berdaya saing secara terintegrasi bersama stakeholder terkait lainnya, sehingga dapat memberi nilai tambah bagi petani di Indonesia.
Sekian sedikit ulasan saya terkait ISO 14000 di Indonesia maupun dibidang Pertanian, semoga tulisan ini bisa bermanfaat serta menambah pengetahuan kita yang membacanya. Terima Kasih, Wassalamualaikum wr. wb J

DAFTAR PUSTAKA

http://saulpurwoyo.tripod.com/id6.html, diakses pada 8 Mei 2017

Rabu, 08 Maret 2017

Pengalaman Berinteraksi dengan Orang Lain


Assalamualaikum Wr.Wb. pada kesempatan yang baik ini saya akan memposting pengalaman saya berinteraksi dengan orang lain. Well this is the first post in my new account, so let’s get started….
Berinteraksi dengan orang lain, semua orang pasti melakukan hal itu setiap hari. Bahkan untuk bayi yang baru lahir pun dia telah berinteraksi dengan bumi yaitu tangisan pertama saat dia baru dilahirkan merupakan salah satu bukti bahwa dia telah berinteraksi dengan dunia barunya setelah dia dikeluarkan dari rahim ibunya. Begitupun dengan orang dewasa, dimana pun kita berada pasti kita akan melakukan proses interaksi entah itu berinteraksi dengan orang baru taupun lingkungan baru.
        
Melalui tulisan ini, saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman saya berinteraksi dengan orang lain yaitu saat saya dan temen-temen KMS regional Jogja melakukan acara KMS berbagi di salah satu panti asuhan. Setiap bulan puasa KMS “Keluarga Mahasiswa Sragen” selalu mengadakan kegiatan rutin yaitu KMS berbagi. Pada tahun ini kegiatan dilaksanakan di Panti Asuhan Kyai Agung Pandanaran, salah satu panti asuhan yang ada di Sragen. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 juni 2016. Kagiatan hanya berlangsung sehari, singkat memang tapi insyaallah bermanfaat. Disana kita bermain sambil belajar bersama anak-anak panti yang begitu aktif dan pintar. Banyak pengalaman yang saya peroleh dari anak-anak yang ada dipanti tersebut, selain mereka tetap ceria menjalani hidup mereka juga memiliki cita-cita yang sangat mulia, ada yang ingin menjadi dokter, guru, polisi, ada juga yang ingin menjadi presiden. Semoga keinginan mereka dikabulkan oleh Allah SWT Aamiin.
            Senang rasanya bermain bersama anak-anak panti yang pintar ini, mereka selalu ceria dan aktif walaupun sedang berpuasa. Saat kita sedang bermain games tebak gambar mereka saling bersemangat, berebut menjawab pertanyaan agar menjadi pemenang dan mendapatkan hadiah. Bahkan ada juga anak yang nangis karena dia tidak mendapatkan hadiah sehingga dia berebut dengan temannya hahaha sangat menggemaskan sekali. Setelah games tebak gambar selesai selanjutnya lomba kaligrafi, disini anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dan kelompok yang kaligrafinya terbaik akan dikasih hadiah. Saat lomba berjalan anak-anak sangat antusias dan berusaha menjadi kelompok yang terbaik. Karena terlalu bersemangat sampai ada anak yang mukanya kotor karena tercoret oleh spidol dan terkena lem hahaha lucu sekali.
            Setelah semua games selesai anak-anak diperbolehkan beristirahat dan mandi sebelum berbuka bersama. Setelah selesai mandi sambil menunggu waktu buka puasa acara terakhir yaitu sesi motivasi, disini anak-anak panti diberi motivasi oleh pemateri yang telah dipersiapkan panitia agar selalu bersemangat untuk mencapai apa yang kita cita-citakan. Selanjutnya waktu yang ditunggu-tunggu yaitu saat adzan magrib berkumandang, yeeey semua wajah terlihat gembira karena kita dapat membatalkan puasa dan berbuka puasa bersama. Setelah selesai berbuka anak-anak dan panitia melakukan sholat jama’ah di masjid yang ada di panti tersebut. Setelah selesai sholat magrib, acara terakhir adalah penutupan dan pemberian kenang-kenangan di Panti Asuhan Kyai Agung Pandanaran. Alhamdulillah, akhirnya acara pun selesai, walaupun tidak banyak yang dapat saya beri setidaknya saya merasa senang karena dapat berinteraksi dan bermainbersama anak-anak panti yang sangat menyenangkan, semoga dilain kesempatan kita bisa bertemu kembali dengan anak-anak panti tersebut saat mereka sudah menjadi apa yang mereka cita-citakan. Amiin..
            Nah tadi itu merupakan salah satu pengalaman saya berinteraksi dengan orang lain, yaitu dengan anak-anak panti Asuhan Kyai Ageng Pandanaran yang pintar dan aktif. Semoga cerita diatas dapat menghibur dan bermanfaat bagi kalian yang membaca nya J
Wassalamualaikum. Wr. Wb

TEORI KONSELING


TEKNIK KONSELING DAN ANALISIS PROBLEM SOLVING
TUGAS TORI KONSELING

UMY BARU.bmp


DISUSUN OLEH :
Tika Rahmawati Nurvitasari
20140220193
Agribisnis D


PROGRAM  STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

TEORI-TEORI  KONSELING
Teori dapat diartikan sebagai prinsip-prinsip yang dapat diuji sehingga dapat dijadikan sebagai kerangka untuk pelaksanaan penelitian; sejumlah proposisi yang terintegrasi secara sintaktik (mengikuti aturan tertentu) dan digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati, dan pada umumnya diartikan sebagai suatu pernyataan prinsip-prinsip umum yang didukung oleh data untuk menjelaskan suatu fenomena.[1][2]
Pendekatan Konseling (counceling Aproach) disebut juga teori konseling, merupakan dasar bagi suatu praktek konseling. Pendekatan itu dirasakan penting karena jika dapat dipahami berbagai pendekatan atau teori-teori konseling, akan memudahkan dalam menentukan arah proses konseling. Akan tetapi untuk kondisi Indonesia memilih satu pendekatan /teori secara fanatic dan kaku adalah kurang bijaksana. Hal ini disebabkan satu teori konseling biasanya dilatar belakangi oleh paham filsafat tertentu yang mungkin saja tidak sesuai dengan filsafat di Indonesia.
Untuk mengatasi hal tersebut maka pendekatan yang dilakukan dalam konseling bukanlah pendekatan atau teori tunggal (single theory). Akan tetapi memilih bagian-bagian dari beberapa pendekatan yang relevan, kemudian secara sintesis-analitik diterapkan kepada kasus yang dihadapi. Pendekatan seperti itu dinamakan Creative-Synthesis-Analytic (CSA). Allen E.Ivey (1980) menyebut pendekatan ini dengan nama Electic Approach yaitu memilih secara selektif bagian-bagian teori yang berbeda sesuai kebutuhan konselor.[2][3]
Adapun macam-macam teori bimbingan konseling itu amatlah banyak, pemakalah memaparkan beberapa di antaranya:
1.      Teori Psikoanalisis (Freudian)
a.       Pengertian Psychonalysis Teraphy
Terapi Psikoanalisis merupakan suatu metode penyembuhan yang lebih bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Tokoh utama dan pendiri psikoanalisa ialah Sigmund Freud, sebagai orang pertama yang mengemukakan konsep ketidaksadaran dalam kepribadiaan. Konsep-konsep psikoanalisa banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan konseling.[3][5] Ia mengemukakan pandangannya bahwa struktur kejiwaan manusia sebagian besar terdiri dari alam ketidak sadaran. Sedangkan alam kesadarannya dapat di umpamakan puncak gunung es yang muncul di tengah laut. Sebagian besar gunung es yang terbenam itu diibaratkannya alam ketidak sadaran manusia.
Pendekatan psikoanalisis menganggap bahwa tingkah laku abnormal di sebabkan oleh faktor-faktor intropsikis (konflik tidak sadar, represi, mekanisme defensif) yang menggangu penyesuaian diri. menurut Freud, esensi pribadi seseorang bukan terletak pada apa yang ia tampilkan secara sadar, melainkan apa yang tersembunyi dalam ketidaksadarannya. Freud beranggapan bahwa gangguan jiwa pada orang dewasa, pada umumnya berasal dari pengalaman pada masa kanak-kanak. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan psychonalysis teraphy adalah teknik atau metode pengobatan yang dilakukan oleh terapis dengan cara menggali permasalahan dan pengalaman yang direpresnya selama masa kecil serta memunculkan dorongan-dorongan yang tidak disadarinya selama ini.
b.      Konsep Dasar Psychonalysis Teraphy
Pendekatan psikoanalisis menganggap Energi psikis yang paling dasar disebut libido yang bersumber dari dorongan seksual yang terarah kepada pencapaian kesenangan. Selanjutnya Freud menyebutkan dua macam libido yaitu eros sebagai dorongan untuk hidup dan thanatos sebagai dorongan untuk mati.[4][6]
Yang dimaksud insting –insting hidup  adalah kumpulan libido yang mendorong manusia, seperti libido seksual dan libido lapar dan haus. Energy libido tersebut dapat menguasai ego ( aku) sehingga dapat bertindak amoral dan asocial dalam pemuasaannya.
Sedangkan yang dimaksud insting mati yaitu keinginan manusia untuk menyiksa diri sendiri atau orang laindan keinginan untuk mati (membunuh diri). Dapat pula di ekspresikan dengan berkelahi dan tawuran.
2.      Teori Psikologi Individu ( Adlerian)
a.        Konsep dasar
Psikologi individu sering disebut terapi adlerian karena pencipta awalnya adalah Alfred Adler, salah satu kolega freud yang awalnya termasuk lingkaran gerakan psikoanalisis,namun keluar karena tidak menyetujui beberapa bagian teori tersebut. Kerja dan riset Adler mempengaruhi banyak psikolog dan terafis besar yang kemudian mengikuti jejaknya seperti Albert Ellis, victor Frankl, Rudolf Dreikurs, Rollo Maydan wiliam Glaser.
Psikologi individu melihat pribadi secara menyeluruh dan berfokus pada keunikannya. Pandangan adler tentang manusia menawarkan sebuah focus alternative yang positif dan menyegarkan bagi teori psikoanalisis Freud. Diinti teorinya terdapat sebuah keyakinan kalau manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengatasi kelemahan yang disadarinya, untuk kemudian mengembangkan potensinya sendiri menuju aktualisasi diri. Apalagi jika ditaruh di dalam lingkungan positif, pertumbuhan tersebut pasti akan terjadi.
Kalau begitu, apakah yang menahan seseorang untuk bergerak secara cepat dan mudah menuju realisasi diri? Menurut Adler, jawabnya ialah perasaan inferior. Seseorang biasanya mengalami perasaan tersebut lewat tiga sumber yaitu: (a) ketergantungan biologis dan ketergantungan umumnya layaknya bayi;(b) gambar diri yang dianggap kecil ketika dibandingkan dengan sesuatu yang agung, mulia atau besar; dan (c) inferioritas organ tubuh ( bahasa awamnya lemah, minder, dan cacat). Namun, dorongan dalam diri sendiri umumnya memampukan subjek, mengkompensasikan perasaan-perasan ini untuk berjuang meraih superioritas  dan kesempurnaan. 
Teori adlerian kadang disebut perspektif sosioteologis ketika membahas perjuangan konstan individu menjcapai tujuan mereka. Adler juga menekankan pentingnya pengembangan minat sosial klien untuk kemudian mendidik lembali mereka agar mampu hidup di tengah-tengah masyarakat sebagai pribadi yang sanggup memberikan sesuatu bagi masyarakat, jadi bukan Cuma menerima dan menuntut.
Ketika seseorang datang untuk menjalani terapi, diasumsikan ia tengah mengalami ketidakkongruenan dan ketidaknyamanan di dalam : (a) kerja, (b) persahabatan, atau (c) cinta. Proses konseling kemudian dilihat sebagai cara terapis dank lien bekerja sama untuk membantu klien mengembangkan kesadaran, sikap dan perilaku yang lebih sehat sehingga sanggup berfungsi lebih penuh di masyarakat. Pengembangan minat social dianggap variable paling mencolok dari kesehatan mental seseorang.
3.       Teori Person Centered (Rogerian)
a.       Konsep teori Person Centerd
Menurut Rogers, konstruk inti konseling berpusat pada klien adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau perwujudan diri. Dikatakan bahwa konsep diri atau struktur diri dapat dipandang sebagai konfigurasi konsepsi yang terorganisasikan tentang diri yang membawa kesadaran. Teori kepribadian Rogers yang disebut sebagai “the self theory”  yaitu:
1)         Tiap individu berada di dalam dunia pengalaman yang terus menerus berubah, dan dirinya menjadi pusat.
2)         Individu mereaksi terhadap lingkungannya sesuai dengan apa yang dialami dan ditanggapinya.
3)         Individu memiliki satu kecendrungan atau dorongan utama yang selalu diperjuangkannya, yaitu mengaktualisasikan, mempertahankan, dan memperluas pengalamannya.
4)         Individu mereaksi terhadap gejala kehidupan dengan cara keseluruhan yang teratur.
5)         Tingkah laku atau tindakan itu pada dasarnya adalah suatu usaha mahluk hidup yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan yang dialami dan dirasakan.
6)         Emosi yang menyertai tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sesungguhnya merupakan suatu yang memperkuat usaha individu mencari sesuatu ataupun memuaskan kebutuhannya untuk memelihara dan mengembangkan dirinya.
7)         Cara yang terbaik untuk memahami tingkah laku seseorang ialah dengan jalan memandang dari segi pandangan individu-individu itu sendiri.

4.      Behavior
Setiap dari kita memiliki pola-pola perilaku unik, dan sebagian besar dari kita bersikap dengan cara tertentu bahkan kenapa orang lain berperilaku tertentu. Meskipun kita memiliki hanya bukti anekdot dan bukannya buku ilmiah, namun kita dapat mengembangkan, seperti dilakukan banyak orang pada umumnya, teori kepribadian kita sendiri mengenai perilaku.
Riset dan publikasi penting pendekatan klasik dari teori ini dilakukan oleh  watson, Thordike dan teoritis awal lainnya, namun pada B.F. Skinner pendekatan behavioral dikembangkan. Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respons. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain,belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respons.
Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respons dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa diamati.
Tujuan Konseling
Tujuan konseling behavioral adalah untuk membantu klien membuang respon-respon yang lama yang merusak diri, dan mempelajari respon-respon yang baru yang lebih sehat. Terapi ini berbeda dengan terapi lain, dan pendekatan ini ditandai:
a)      Fokusnya pada perilaku yang tampak dan spesifik.
b)      Kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatmen (perlakuan).
c)      Formulasi prosedur treatment khusus sesuai dengan masalah khusus.
d)     Penilaian objektif mengenai hasil konseling
Proses Konseling
a)      Konselor harus memahami dan menerima klien.
b)      Keduanya harus bekerja sama, klien harus mampu berpartisipasi dalam kegiatan konseling, ia harus memiliki motivasi untuk berubah.
c)      Konselor memberikan bantuan dalam arah yang diinginkan klien

5.      Rational Emotive Therapy
Banyak pendekatan terapis dan konseling dilekatkan kepada seorang tokoh psikologi karena memang dia penggagasnya, seperti contoh terapi clint-centered dilekatkan kepada nama Carsl R. Roger. Hal yang sama terjadi pada terapi perilaku emotif rasional rasional / REBT ( rational emotive behavior therapy) yang melekat kuat kepada nama Albert Ellis, penggagasnya pada tahun 1962.
                  RET menolak pandangan aliran pkisoanalisis berpandangan bahwa peristiwa dan pengalaman individu menyebabkan terjadinya gangguan emosional. Menurut Ellis bukanlah pengalaman atau peristiwa eksternal  menimbulkan emosional, akan tetapi tergantung kepada pengertian yang diberikan terhadap peristiwa atau pengalaman itu.
      Konsep dasar RET yang dikembangkan oleh Alberts Ellis adalah sebagai berikut:
a.       Pemikiran manusia adalah penyebab dasar gangguan emosional. Reaksi emosional yang sehat maupun tidak, bersumber dari pemikiran itu.
b.      Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional dan irasional dan inteleknya manusia dapat terbebas dari gangguan emosional.
c.       Pemikiran irrasional bersumber pada disposisi biologis lewat pengalaman masa kecil dan pengaruh budaya.
d.      Pemikiran dan emosi tak dapat dipisahkan
e.       Berpikir logis dan tidak logis dilakukan dengan symbol-simbol bahasa.
f.       Pada diri manusia sering terjadi self-Verbalization. Yaitu mengatakan sesuatu terus menerus kepada dirinya.
g.      Pemikiran tak logis –irrasional dapat dikembalikan kepada pemikiran logis dan reorganisasi persepsi. Pemikiran tak logis itu merusak dan merendahkan diri melalui emosionalnya. Ide-ide irrasional bahkan dapat menimbulkan neurosis dan psikosis. Sebuah contoh ide irrasional adalah” Seorang yang hidup hidup dalam masyarakat harus mempersiapkan diri secara kompeten dan adekuat, agar ia dapat mencapai kehidupan yang layak dan berguna bagi masyarakat”. Pemikiran lain adalah: “Sifat jahat, kejam, dan kejam, dan lain-lain harus dipersalahkan dan dihukum”.  
Tujuan Terapi
                  RET bertujuan untuk memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan klien yang irrasional menjadi rasional, sehingga ia dapat mengembangkan gangguan emosional yang dapat merusak diri yang optimal. Menghilangkan gangguan emosional yang dapat merusak diri seperti : benci, takut, rasa bersalah, cemas, was-was, marah ,sebagai akibat berpikir irrasional, dan melatih serta mendidik klien agar dapat menghadapi kenyataan hidup secara rasional dan membangkitkan kepercayaan diri, nilai dan kemampian diri.

KESIMPULAN
Terdapat banyak teori bimbingan konseling, pemakaian satu teori tidak lah suatu keharusan tergantung kepada permasalahan yang di hadapi oleh klien. Masalah yang sama juga bisa dipecahkan menggunakan teori pendekatan yang berbeda sesuai dengan kondisi di lapangan yang bisa saja dipengaruhi oleh sosial budaya dari klien tersebut. Contoh pada sekolah klien nya tentulah peserta didik. Sama – sama memiliki gangguan belajar maka tetapi karena faktor penyebabnya beragam maka penanganan dari konselingnya juga harus berbeda.
Teori teori yang terkenal di dunia antara lain, teori Pskikoanalisis, teori pskikologi individu, teori behavior, teori Client centered, teori Gestalt dan lain sebagainya. Teori dapat dipadu padankan oleh seorang konselor. Hal itu disebut CSA yaitu Creative-Syntesis-Analytic.  CSA mirip dengan Rational Approach yang mempunyai cirri-ciri:
1)      Bersifat logic dan Intelektual dalam proses konseling serta solusi terhadap masalah.
2)      Pendekatan tersebut sederhana dalam hakekatnya
3)      Menggunakan teknik konseling yang bervariasi.
4)      Lain masalah lain pula teknik, sesuai dengan pilihan konselor berdasarkan relevansinya dengan kasus.



DAFTAR PUSTAKA


M. Bahri Mustofa. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surabaya:C.V. Media Nusantara, hal : 57.

Sofyan S.Willis. 2007. Konseling Individual teori dan Praktek. Bandung. Alfabeta. Hlm 55





[1][2] M. Bahri Mustofa. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surabaya:C.V. Media Nusantara, hal : 57.
[2][3] Sofyan S.Willis, Konseling Individual teori dan Praktek, Bandung:Alfabeta, 2007. Hlm 55
[3][5] Mohamad Surya, Teori-teori konseling (Bandung;Bani Quraisy,2003), hal:28
[4][6] Mohamad Surya, Teori-teori konseling …………………………,2003), hal:28